Thursday, July 23, 2015

Maafkan aku.

Maafkan aku yang tidak bisa menjawab ketika kamu berusaha mengatakannya. Aku tidak bisa menyimpulkan yang sesungguhnya. Kamu begitu unik, nyaris sempurna. Aku malu pada diriku sendiri untuk semuanya, aku merasa tidak sepantasnya.

Maafkan aku yang tidak bisa meraihmu karena prosesku tersendat oleh egoku sendiri. Kamu melambung naik, sedangkan aku merasa berjalan di tempat.

Maafkan aku belum bisa memilikimu, bukankah jauh lebih penting aku melihatmu bersinar daripada aku mengekangmu dalam kecemburuan? aku dan kamu telah melalui fase cemburu, belajar apa itu cemburu, dan kita sama-sama bisa melaluinya.

Maafkan aku yang mungkin terlalu merenggangkan tanganku untuk kamu bergerak bebas tanpa takut kehilangan. Aku pernah kehilangan cinta pertama yaitu ayahku sendiri. dan aku sudah melalui kehilangan itu sendiri.

Maafkan aku yang hanya bisa memberi kata 'hormat' daripada kata 'cinta' itu sendiri. Bukankah Firman yang aku baca seharusnya aku menghormati suamiku kelak? dan, bukankah menghormati jauh lebih tinggi nilainya daripada kata cinta?

Maafkan aku yang tidak bisa mencintaimu sama superit yang kamu beri. Akan tetapi cintamu membuatku mengerti kata 'menghargai' dibalik kata 'cinta'. Bahkan kamu mengajariku untuk menghargai diriku sendiri.

Maafkan aku yang tidak bisa ada di sisimu dalam keseharianmu. Hal itu membuatku sedih karena aku tidak bisa menjadi penolongmu secara nyata, tidak seperti yang lainnya. Mungkin banyak orang yang lebih tahu keadaanmu hari ini daripada aku sendiri. 

Maafkan aku yang tidak bisa secara gamblang mengatakan bahwa aku juga merindukanmu. Sering kau hadir dalam mimpiku tanpa permisi, begitu juga aku menjadi berfikir apakah kamu merindukanku juga?

Maafkan aku yang tidak bisa membatasi pergaulanku dengan orang baru dan mungkin itu menyakitkanmu atau mungkin kamu akan berfikir banyak hal yang tidak-tidak. Aku sedang berusaha mencari dunia yang baru, banyak hal yang harus aku tinggalkan. Begitu banyak traumma, dan aku tidak mau traumma ini menganggu kita kelak.

Maafkan aku yang tidak bisa sabar menanti. Terkadang aku berfikir inilah saatnya, tapi aku tidak yakin untukmu. Aku hanya ingin memastikan hatiku, apakah aku benar-benar hanya ingin denganmu atau aku hanya mencintaimu dengan pikiranku saja.

Maafkan aku yang hanya bisa tersenyum ketika kamu bersinar, dari sinilah aku mengerti begitu kamu teguh dalam Tuhan. Aku merenungi pada diriku, berusaha intropeksi. Sudah sekuat apa aku mengandalkan Tuhan dalam hari-hariku? Bukankah penolong harus kuat? aku lagi-lagi menyesal dengan diriku sendiri.

Maafkan aku yang tidak bisa tegas akan perasaan ini. Aku hanya ingin diyakinkan atas apa yang telah kamu rencanakan antara kita. 

Maafkan aku yang tidak bisa melakukan banyak hal untukmu selain berdoa atau terkadang kesal dalam hati, karena aku tidak bisa seperti yang lain-bisa sedekat yang lain. 

Maafkan aku hanya bisa menyimpan ini, bahkan aku merencanakan tidak mengatakannya pada siapapun. Aku tahu ini akan menjadi hal yang semakin rumit, karena terkadang aku berpikir tidak sepantasnya aku mencintaimu. 

Maafkan aku yang tidak bisa mengerti apa yang kamu lakukan sekarang. Aku hanya mencoba menerka perasaanmu, seyakin inikah kamu? Atau mungkin aku sempat berfikir kamu sudah mundur teratur. 

Maafkan aku yang tidak bisa jujur kepada diriku sendiri, apa sebenarnya yang terjadi antara kita. Bahkan semua orang mengatakan aku dan kamu begitu serasi. 

Tapi percayalah,
aku juga mencoba percaya,
Yang berjuang tidak hanya kita,
tapi proses Tuhan untuk aku juga kamu.



Black Butterfly

ini masih mengenai kupu-kupu jantan itu. Iya, sudah 3 tahun lalu berlalu.
Apakah mungkin dia seperti kanker menjalar kepada setiap kehidupanku?
bahkan aku sendiri sudah tidak mengetahui kesehariannya. 
sungguh sudah tidak peduli, bahkan aku sendiri berbahagia selama 2 tahun terakhir tidak melihat sosoknya sekalipun. 
Iya betul, tapi dia masih ada di bayang-bayangku. 

Apa sih sebenarnya yang aku mau? bahkan aku tidak sudi melihatnya sedikitpun. 

aku masih ingat semuanya. Bagaimana kamboja menutupi ketakutannya dengan mengatakan ketidakjujuran pada seluruh taman. 
aku masih ingat semuanya. Bagaimana kupu-kupu jantan menatapku dalam dan jiwaku tersesat di dalamnya. 

Ini hanyalah masalah perasaan. Apa yang bisa menjelaskan kata "cinta" itu sendiri? 
sedangkan aku menerjemahkan bahwa dia masa depanku di kala itu. 
semua ada hikmahnya, akupun belajar untuk memakai logikaku untuk hal ini. 

logika berjalan duluan untuk setiap aku menemukan kupu-kupu yang lain. 
aku mencintai mereka dengan pikiranku.
jika tidak logis, aku tidak mau.
bukankah aku terluka karena sesuatu yang tidak beralasan jelas? 

pohon menantiku selama hujan, panas, semua musim. bahkan aku tidak sadar bahwa selama ini secara spontan aku meminta perlindungan darinya. teduh, menghanyutkan, namun dia terlalu lebar kapasitasnya. 
Mawar memang indah, tapi apa gunanya untuk pohon selain suatu saat aku dipetik atau mati karena layu? Taman ini indah tidak hanya karena ada aku. 

kupu-kupu hitam menghantuiku karena kesempurnaannya. benarkah selama ini berada di taman apakah hanya bayang-bayang? 
bukankah kupu-kupu tidak punya tempat tinggal tetap? 
suatu hari aku yakin juga kamu akan pergi seperti dia, kupu-kupu jantan itu. 

mencoba mendalami apa yang ada dalam pikiran tidak sadarku.
merenung sepanjang hari dan aku hampir tidak menemukannya.

apa sebenarnya kata "pengampunan" itu sendiri?
sedangkan aku perlu menjaga hatiku untuk tidak mengulanginya.

terlalu sakit untuk menghakimi diri sendiri bahwa aku tidak cantik.
terlalu rapuh menyadari bahwa selama ini aku sudah ketergantungan.
sudah tidak mau berlari, melangkah, pada akhirnya jalan di tempat. 
namun waktu akan tetap berjalan. 

sekejam itukah kupu-kupu jantan?
aku hanya bisa mengatakan bahwa kupu-kupu hitam dan pohon jauh lebih baik darinya,
tetapi aku tidak sanggup mencintai mereka seperti aku mencintai dia.

gairah, dorongan, pikiran, semuanya. berbeda.