Friday, September 5, 2014

angin menyampaikan pesannya.

manusia begitu dinamis, begitupun aku dan kamu. Mungkin bulan-bulan ini bagimu sungguh membosankan dengan hari-harimu yang penat, sedangkan aku berada disini dengan suasana sepi karena terbiasa bersama-sama denganmu bahkan untuk hal-hal yang tidak penting. Mungkin bagimu sungguh panjang untuk bertanya mengenai hatimu yang kosong, sedangkan logikamu menuntut kamu harus berlari sejauh mungkin.
Kamu adalah orang yang meyakinkan aku untuk pulang, kamu yang membuatku tahu dimana rumahku sebenarnya. 
Banyak hal yang tidak bisa aku ceritakan tentang kamu terhadap semua orang. karena aku tahu saat itu kamu sudah menyimpan aku di dalam hatimu. pengertianmu yang dalam meluluhkan sukma. sedangkan banyak mata menepis tentang kehadiranmu dalam hidupku. masa-masa hanya ada aku dan kamu, ini hanya masalah kita. mataku terlalu enggan untuk melihat sekeliling, ternyata gunung tinggi menungguku untuk aku daki dan ombak pasir mengingatkan tentang haluan pemikiranku yang subjektif. 
merindukanmu adalah kebiasaan. mungkin sama kadarnya seperti aku mengingat Tuhan. kekuatan abstrak yang mempengaruhi perilakuku menjadi yang lebih baik. tetapi udara dingin menyampaikan pesannya. aku harus lebih mencintai Tuhan daripada kamu. 
Selama ini pohon yang membuatku teduh untuk bernaung, sudah seharusnya aku sadar bahwa tidak hanya aku yang kehujanan. Beberapa yang lainnya membutuhkan kamu untuk kamu naungi dan menjaganya secara terhormat. Aku terdiam sesaat ketika aku merasa tidak yakin kamu adalah pohon yang selama ini ada di dalam taman hatiku. 
Aku tidak bisa membencimu, aku tidak terbiasa untuk menjauh darimu. Apakah kita mendaki gunung yang sama selama ini? atau hanya berpapasan pada bukit kecil yang selama ini kita sudah anggap puncak dan dengan sombongnya sudah mampu melihat pemandangan indah lampu-lampu kota dengan syahdu? Apakah kita berada pada fondasi yang sama untuk melakukan ini-itu? 
Affirmasimu terlalu tepat masuk dalam alam bawah sadarku tanpa permisi. mencuat, seolah diri ini langsung meyakininya tanpa bertanya pada logika. 
Aku cuma ingin kamu sadar bahwa tidak selamanya persahabatan itu indah. Segala macam hubungan bisa ternoda. Perjanjian tinggal perjanjian dan terbawa oleh angin. Tetapi bagaimana dengan akhirnya? Itu akan terjawab ketika aku terkubur dan menghadap Tuhan. Satuan mutlak yang ada didunia ini : waktu. 
Tidak selamanya persahabatan akan kuat. Hidup seperti naik bus yang berhenti di setiap halte. setiap halte menentukan siapa yang pergi dari busmu dan siapa yang hadir kemudian. Tetapi kehidupan akan terus berlangsung, kamu mengemudikan itu dengan baik, sampai halte bus terakhir, kamu baru tahu siapa yang tetap bertahan dalam busmu, dan aku harap itu adalah orang yang terbaik bagimu.

Thursday, July 24, 2014

who is the one married with?

"sampai gue punya pemikiran kalau orang yang kita nikahi itu bukan orang yang bener-bener gue cinta."
agak menakutkan statement ini yang berasal dari teman karib kampusku yang selama ini telah bersama-sama mengamati jatuh-bangunnya hubungan percintaan masing-masing. Saat itu, aku berada dalam kehancuran hati yang mungkin kalau sekarang direnungkan kembali adalah kekonyolan semata dimana seorang gadis berumur 19 tahun , masa transisi dari gadis menjadi seorang wanita. Sempat akupun menyetujuinya.

Beberapa kejadian yang membuatku tercengang dan ini terjadi tidak hanya sekali dalam pengamatanku selama ini. Sudah berapa banyak perceraian terjadi? Lalu pada akhirnya mereka memutuskan untuk membangun hubungan yang baru dengan orang yang ternyata pernah ada di masa lalunya. Entah memang cinta lama bersemi kembali, cinta yang belum sempat tersampaikan, ataupun mungkin sebuah persahabatan yang secara logika tidak memungkinkan hubungan tersebut menjadi sebuah komitmen sepanjang hidup, padahal hati nurani mereka mengetahui apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka; masalah perasaan yang tertutup oleh logika.
"Tidak mungkin aku mencintainya. Dia adalah sahabatku dari dulu, aku hanya sanggup mengasihi dan mempedulikannya sebagai sahabaat, tidak lebih."
Kata beberapa pepatah, cinta terjalin karena persahabatan. Apakah benar? Bagaimana sebuah persahabatan yang ternodai oleh cinta dan pada akhirnya hubungan itu tidak pernah terjalin lagi dengan baik? tidak ada yang bisa memastikannya dengan benar. Semuanya misteri.

bukankah cinta Storge (persahabatan) dan cinta Agape (Tanpa menuntut balas)  adalah yang terpenting dari apapun juga daripada cinta Eros (gairah terhadap lawan jenis) ?

"Gue gak akan suka sama dia. Dia bukan tipe gue. Kita yaa.. temen deket. Gue udah tau kekurangan dia, dan diapun begitu. Luar dalemnya udah tau, jadi itu enggak mungkin bikin gue mau sama dia. "
Tiba-tiba temanku bilang berkali-kali, "jangan ngomong gitu!"
lalu aku tertegun lalu spontan berkata, "Oh, sorry. Iya," sambil aku mengangguk takut.

Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi nanti dengan seseorang. Manusia dinamis dengan penggerakan kehidupannya. Dari jahat bisa menjadi baik, dari baik bisa menjadi jahat. dari benci bisa menjadi cinta, dari cinta bisa menjadi benci. dari ... aku yakin kamu mengerti maksudku, kan?

Semua hal bisa terjadi, akan tetapi sebuah keyakinan yang aku punya bahwa semua pasti begitu indah dengan persahabatan. persahabatan yang murni, melakukan segala sesuatu ya memang murni untuk saling mengasihi dan membangun. kasih yang dari Tuhan yang bisa memampukan kita untuk mengasihi pasangan hidup kita tanpa lelah. karena cinta akan tetap pudar dimakan waktu, tetapi persahabatan tidak ada batas waktu.

KONFLIK : terjebak antara idealisme dan rasionalisme
pilih mana yang sesuai dengan dambaan kita, atau orang yang sudah jelas-jelas memberikan hidupnya untuk kita? dengan segala pengorbanannya, segala waktu, tenaga bahkan materi yang sudah diberikan.
aku belum bisa menjawabnya,
hanya saja aku sebagai wanita kodratnya adalah dicintai dan menunggu. waktu yang menjawab untuk membuktikan siapa yang tetap mempertahankanku karena dia tahu dengan jelas bahwa aku adalah yang terbaik untuknya dari Tuhan.

Monday, June 30, 2014

Storge-eros ??

   Jadi, ini ceritanya sahabat jadi cinta, seperti lagu zigas yang diciptakan beberapa tahun silam. Awalnya, aku tidak pernah mengerti apa rasanya jadi zigas jika jatuh cinta terhadap sahabat sendiri. dan aku memang tidak pernah merasakannya. aku rasa semuanya baik-baik saja selama aku bersahabat dengan lawan jenis.
   Ada satu masa, aku merasa membutuhkan dia. Dia orang yang mendukungku penuh, dia berorientasi jelas dan melakukan banyak hal untuk hampir semua orang. Dia  orang yang sering lupa akan kepentingan dirinya. Kasihnya kadang tidak mendidik dan mencelakakan diri sendiri. Terkadang juga, pengorbanannya sia-sia karena tidak penuh pertimbangan dalam hal menolong. Oke, itu dia. seorang sahabatku, yang selalu mendukungku untuk banyak hal, orang yang paling tahu aku bisa apa dan suka apa, bahkan beberapa bakat yang aku tidak sadari dia memperhatikannya.
   Sungguh tak terbesit sedikitpun untuk hal ini. Seperti mimpi, ini hanyalah dongeng. Aku bisa-bisanya punya pemikiran yang aneh ini, Oh, tidak! Tiba-tiba suatu hari dia menyanggupi untuk inisiatif duduk disebelahku dan menanyakan banyak hal. Aku dengan fleksibelnya bisa tertawa girang dan bahkan masih bisa mengejeknya dengan berbagai hal namun dia hanya tersenyum. Dalam pikiranku berkata, "ada sesuatu yang aneh di antara aku dengan dia." apanya yang aneh? ya, tidak tahu, tapi yang pasti ada sesuatu yang mengganjal dan aku tidak bisa menjelaskannya.
   Beberapa waktu lalu aku mengatakan pada teman-temanku bahwa aku tidak mungkin ada urusan yang lebih dalam daripada ini. Secara fisik dia bukan tipeku, tapi apa daya kalau pada realitanya dia yang selalu ada untukku dan melakukan banyak hal untukku? apa dayaku jika dia berhasil mengambil hati dari memperlakukanku apa yang aku suka? Aku tidak  berkutik.
   Cara pendekatannya umum seperti pria biasanya, namun aku bisa rasakan ini adalah proses yang lambat tapi pasti mengenai kisah percintaan ini dan hanya bisa menghitung berapa kecepatan jantung dan disamakan dengan pemikiran logisku bahwa diantara aku dan dia tidak ada apa-apa. namun mengapa sekelilingku berkata lain? beberapa dari antara mereka mempunyai persepsi yang berbeda terhadap hubungan kami. Aku malu untuk hal ini, aku tidak mau mereka mengungkapkannya kepada umum. Aku diawali oleh benar-benar dengan motivasi berteman. Aku tidak mau merusakan persahabatan ini oleh sebuah perasaan yang akan mudah hilang begitu saja (mungkin).

Monday, June 9, 2014

Kucinta Kau, Bapa

Dalam setiap kesesakan, aku selalu terlebih dahulu mencari manusia. entah itu teman komsel, pembina, teman komit, yang pasti orang-orang yang aku harap mereka bisa membuatku lebih tenang dan menemukan jawabannya. Akan tetapi, itu semua salah fatal. Mau sampai kapanpun aku tidak akan menemukan kepuasan.

Malam itu aku bermimpi hal yang sangat menyebalkan, sangat sangat sangat menyebalkan! membuat hariku begitu buruk dan tidak mau melakukan apapun.
              Di mimpi itu, aku mendengar kumpulan orang sedang membicarakan ayahku, "Pak Bobby masih hidup!"
             Aku terkejut, aku tanya kepada mereka yang tidak aku kenal. "Dimana papah!? Aku merindukannya!" aku teriak begitu keras, mereka menunjukkan arahnya kemana aku harus menemukan ayahku.
           "Pak Bobby masih hidup!" teriakan itu kembali terdengar.

             Aku semakin gusar dan emosiku tak terkendali. aku menangis sekencang-kencangnya dan kembali berteriak, "Papah dimana? Cella kangen, mau ketemu papah!" aku berlari tetapi aku tidak menemukannya.

Memang akhir-akhir ini aku merindukan Ayah. Padahal di usiaku yang sudah memasuki dewasa awal, sudah tidak perlu lagi suapan dari seorang ayah, kemana-mana harus diantar, aku sudah bisa melakukannya sendiri dan aku sudah terbiasa dengan kemandirianku. Mau pulang jam berapapun itu adalah keputusanku. Aku besar dengan segala sesuatu menurut keputusanku sendiri.

Malam berikutnya, aku masih tidak terima dengan mimpiku. "Papah kenapa sih, bisa-bisanya ninggalin Cella gitu aja? kenapa Papah harus pergi?" keadaan akhir-akhir ini yang membuatku begitu menyadari bahwa aku butuh pengarahan seorang ayah, dan aku tidak mendapatkan akan hal itu.

Tetapi dari mimpi itulah Tuhan mau mengajarkanku bahwa Tuhan mau aku datang kepada Dia dengan kerinduan yang begitu besar. Bahkan seolah-olah aku menemukan Dia adalah sebuah momen yang tidak bisa begitu saja bisa aku lewatkan. Iya, betul. Bagaimana rasanya kamu merindukan seseorng yang tidak pernah bisa kamu temui? Aku merindukan komsel, aku tinggal hubungi mereka dan ajak ketemuan. tetapi dengan ayah? tidak bisa sama sekali. Aku hanya bisa membayangkan bagaimana wajahnya, tawanya, tegurannya, bahkan pukulannya. tetapi semua hanyalah khayalan , "seandainya Papah ada disini."

seketika itu juga aku terluka.

Masalah masih sama, kondisi masih sama, dan aku lelah. Lelah untuk terus mau mengerti orang lain, lelah untuk terus mengalah, lelah untuk berkorban, lelah untuk tidak dianggap dan terlalu jengah untuk melihat segala sesuatu yang tidak berubah.

Aku bilang pada Tuhan, "Tolong kasih aku seseorang untuk memelukku dan mendoakanku sekarang juga. Aku sedang butuh pertolongan!" dengan isakan tangis dan tidak ada siapapun yang melihat dan mendengarnya. Seorang Marcella yang tampil apa adanya, sisi yang tak seorangpun pernah melihat terlebih rasakan.

               Malam itu tak seorangpun yang datang, dan aku semakin merasa terpuruk. "No one loves me, anymore." dan aku kembali mengasihani diri.
               Tapi aku bisa merasakan hal yang lain pada malam itu, Tuhan memelukku dengan kasihnya dan begitu lemah lembut. Tuhan bilang, "Mau enggak, kamu sembuh?"
                Aku tidak bisa menjawab apa-apa. akan tetapi malam itu menjadi sebuah pembelajaran bahwa hanya Bapa yang bisa membuatku sembuh. Tidak ada seorangpun yang mengerti apa yang aku alami dan rasakan, disitulah aku tahu bahwa Tuhan sedang bersama-sama dengan aku.

Mungkin kalau aku jadi Tuhan akan capek untuk dengar masalahku yang selalu sama dan tidak berubah, tetapi Tuhan tidak pernah lelah untuk hidupku. Dia dengan sabarnya mendengar apa yang aku gumulkan, dan Dia adalah satu-satunya pribadi yang tidak pernah menghakimiku, karena Dia yang paling tahu jalan hidupku.

Demikian hal lainnya yang sedang aku rintis bersama Tuhan adalah menciptakan lagu rohani. saat-saat itulah yang membuatku merasa tidak ada hal lain yang layak untuk aku cintai, kagumi, kasihi, selain Tuhan.

Lebih tepatnya, aku tidak menciptakannya. Karena aku menyanyikan ini ketika aku berdoa dan bermazmur. Ini adalah bukti dari Tuhan bekerja dalam hidupku melalui lagu yang aku nyanyikan.
terimakasih :)

lirik:

kuhidup dalam kasih
dimana kutinggal tetap
semasa kuaman dalam pelukanMu
reff :
kubersyukur, kubersuka
kucinta Kau lebih dari yang ada
kubersyukur, kubersuka
kucinta Kau lebih, lebih dari yang ada
Bapa~

brigde : 
Kau Allah yang sabar
Kau Allah yang setia
dalam hidupku~


link:
https://soundcloud.com/marcellaevalie/ku-cinta-kau-bapa













Saturday, April 26, 2014

do you see me?

aku hanya bisa melihatmu dari jauh setiap minggu, mungkin tak ada seorangpun yang menyadarinya. Tapi yang pasti, aku sangat merindukanmu, sesering aku berfikir akan bagaimana melihat dan menata masa depan. Aku telah lelah untuk jatuh cinta, akupun harap perasaan ini hilang begitu saja. Sudah berapa kali aku meyakinkan diri bahwa aku tidak merasakan apapun terhadapmu, tetapi aku tidak bisa bohong.
Rasanya sama seperti aku jatuh cinta sebelumnya. Gugupnya, salah tingkahnya, tetapi yang berbeda kali ini adalah benar-benar aku yakin bahwa aku telah menyerahkanmu pada Tuhan. 

Saat kamu ada disebelahku dan berkata banyak hal, aku hanya bisa menjawab semampuku. Tak tahukah kamu bahwa di dalam jantungku ini sedang berperang? antara senang juga takut. Senang karena kamu ada disisiku juga takut kalau kamu salah menilai tentang aku. Matamu bisa berbicara banyak mengenai apa yang telah terjadi dalam hari-harimu. aku tidak mau kamu lelah menjalani hari-harimu. Senyummu bisa mengubahkan keadaan, alangkah indahnya jika kamu berdoa. Pemikiranmu tajam, tapi aku yakin hatimu juga lembut. Kamu bisa masuk kepada relung hatiku tanpa menyakitinya. Kamu pendengar yang baik dan tidak menghakimi siapapun juga. 

Bukan permasalahan aku begitu mengagumimu. Akan tetapi, aku kagum kepada Tuhan, bisa-bisanya Dia menciptakan pria sepertimu. Aku yakin hidupmu begitu indah, mungkin tanpa diriku. Ataupun dengan aku, aku akan menolongmu agar hidupmu jauh lebih indah. Kini aku kembali remaja ketika mengenal kamu. Menjalani romantika cinta seperti anak ingusan. Hanya bisa memantaumu, tidak berani mendekatimu. tapi percayalah, ketika kamu mendekat tidak ada alasan untuk aku menolak. Ini hanya masalah waktu yang tepat sesuai dengan yang Tuhan tetapkan. 

Aku tidak bisa banyak menolongmu, akan tetapi aku selalu berdoa setiap malam untuk kamu, untuk segala kehidupanmu, pelayananmu, pekerjaanmu, keluargamu, juga segala apa yang sedang kau gumulkan. terkadang aku merasa bahwa aku bukan yang terbaik untukmu, mungkin kamu butuh wanita yang jauh lebih keibuan, mengayomi, dsb. sedangkan aku hanya bisa menjadi sahabatmu terlebih banyak merepotkanmu dan menjahilimu setiap saat. 

Baru kali ini aku jatuh cinta yang diawali oleh persahabatan. Aku suka cara kamu memujiku, mengejekku, membelaku, bahkan mengkritikku. Apappun yang kamu lakukan membuatku merasa diakui, aku merasa ada. kalau orang akan bilang fokus dulu terhadap Tuhan dan kuliahku, aku akan melakukannya. Karena aku bisa merasakannya. Merasakan bahwa kamu juga memantauku dari jauh walaupun dalam keadaan kita tidak dalam satu perkumpulan yang sama. 

Senang ketika Tuhan memberikan aku kesempatan untuk menolongmu secara tidak langsung. Tuhan mengabulkan doaku untuk belajar menjadi penolong bagimu. Bagaimana aku bisa membangun imanmu kembali, menyemangatimu kembali. Oke, mungkin ada kalanya kamu penasaran dan melihat blog ini, aku cuma mau bilang mungkin terlihat berlebihan, tetapi memang begini adanya aku untuk kamu. terlepas dari kamu akan tetap menjadi masa depanku atau tidak. Tulisan ini menjadi kesaksianku bahwa Tuhan begitu baik, bagaimana Dia memprosesku mempunyai hati yang murni dan tidak pernah lelah mendoakanmu. Tuhan mengajarkanku iman yang lain. Iman untuk orang-orang yang Tuhan taruh dalam diriku untuk didoakan. Salah satunya kamu. 

miss u, Mr. INFJ. 

Monday, January 20, 2014

January, How are you?

Aku berjalan tersendat-sendat dalam perjalanan menuju kampus Anggrek. Malas rasanya untuk pergi, hari ini masuk jam 9 pagi dan aku harus begitu kuat untuk menjalani hari ini. Dada sudah begitu sakit, tidak mungkin aku menceritakan kepada sembarang orang. Aku hanya bisa bilang pada mereka bahwa "aku lagi bete". mungkin ada beberapa orang yang mengatakan bahwa responku sungguh tidak enak dalam sehari ini. dan beberapa minggu lalu aku sudah merasa tertampar dan tertampar untuk kesekian kali. begitu Tuhan menghajar aku, yaitu anakNya yang Ia kasihi.

Aku sempat menahan sebentar langkahku dan menarik nafas dalam-dalam untuk membalas sebuah BBM masuk. sebenarnya aku sudah tidak ingin mengatakannya, namun aku tidak bisa berbohong kalau aku begitu peduli dengan kehidupan mereka. Masa lalu lah yang membuat aku belajar banyak dan jangan orang lain mengalaminya. karena hal kecil bisa berdampak besar, begitupun halnya kompromi dengan dosa. aku menangis sendiri di jalan, untungnya hari masih pagi dan aku yakin orang-orang malas rasanya untuk pergi kampus sama seperti aku. Lebih tepatnya, hari ini sebenarnya aku sedang tidak mau bertemu dengan banyak orang dan berharap ada orang yang menghampiriku untuk benar-benar bersamaku, dan meyakini aku bahwa aku tidak bersalah. rasa terintimidasi ini begitu kuat, menyalahkan diri yang terlalu dalam. terlihat berlebihan, tapi memang ini rasanya mempunyai hati Bapa. Aku sampai berbicara kepada diri sendiri "Harusnya kamu saja yang dihukum, kamu saja yang disakiti, jangan dia-orang yang kamu kasihi."

tidak ada yang bisa membuatku mengerti hati Bapa ketika aku belajar menjadi Bapa itu sendiri. Aku teringat masa lalu, akupun begitu. Diberitahu kebenaran, tetapi aku hanya memikirkan apa yang membuatku bahagia, bukan membahagiakan Tuhan. Semua otoritasku mengatakan hal yang sama, tetapi aku kukuh untuk bertahan terhadap segala pemikiranku dan mengambil keputusan sendiri.

Hari ini benar-benar tersentil. Tuhan berbicara seperti ini kepadaku, "dewasa itu bukan mengemukakan pendapat. Tetapi bentuk kedewasaan itu, ketika kamu tahu kebenaran, apakah kamu mau tetap bertahan disitu atau tidak." karena aku begitu lemasnya berkata pada Tuhan bahwa aku begitu lelah dan merasa bersalah. Banyak hal yang telah aku lakukan yang pada akhirnya tidak menjadi teladan. Padahal, saat aku melakukannya aku masih bisa cari pembenaran (dan orang yang tidak teliti akan mengatakan hal yang sama) yaitu aku wajar melakukan ini karena punya alasan." nah loh, gimana? semua orang merasa benar oleh pemikirannya sendiri dan hal ini ada loh ayatnya. Aku berkali-kali meyakini bahwa Tuhan tidak akan menghakimi aku. Tetapi untuk efek keterlanjuran inilah yang membuat aku muak.

Muak? Jahat banget yah bahasanya.
Iya, betul. Muak! Bayangkan, kamu pernah berada di longsor sampah, lalu kamu terselamatkan (entah kamu menolong dirimu sendiri atau ditolong orang). Lalu kamu ingat-ingat lagi tuh, gimana rasanya di longsor itu? Tidak muak?

Permasalahan yang utama adalah kebenaran Firman Tuhan itu harus ditaati dulu baru kamu mengerti. Dan masalahnya, dewasa ini orang sudah terkontaminasi dengan pemikiran  dan istilah "kritis" yang sebenarnya itu hanya pengganti kata "tidak taat/pemberontak" terhadap kebenaran. Aku mau sampai bikin kitab sendiri pun setebal Alkitab, tidak akan bisa mengubah mereka selain mereka tau arti kata itu sendiri.

Taat : DENGAR DAN LAKUKAN
ada kata : bertany karena mau tahu alasannya?
ada kata : Tapi..?
ada kata : Walaupun..?
ada kata: Meskipun..?
TIDAK ADA!
hanya ada : DENGAR dan LAKUKAN

lalu bagaimana dengan perasaan terintimidasiku, terkadang di luar komsel tidak bisa menerimaku apa adanya, bahkan mungkin saja di komsel itu sendiri.
aku tidak suka dengan statement "tidak ada manusia yang sempurna"
tapi aku lebih suka "manusia diciptakan dengan bagian dan perannya masing-masing"

perhitungan secara acak bisa dikatakan 90% orang setuju bahwa aku frontal. Berani mengatakan kebenaran, tidak seperti yang lain. Ada saja yang menyuruhku berubah. tetapi bukan masalah aku tidak mau berubah karena:
1. ini aku apa adanya
2. sadar atau tidak sadar, mau bagaimanapun, dunia ini butuh aku dengan kepribadianku.
malahan, orang kalau tidak diberitahu secara frontal, mereka tidak akan mengerti.

aku tidak suka bertanya "apa kekuranganku?" melainkan, "apa perubahanku hingga akhir ini?" karena ini berbicara progress dan regress. bukan masalah yang cerewet harus menjadi pendiam, bukan masalah yang perasa harus menjadi pemikir, dan masalah pengamat harus menjadi penilai.

aku bergerak semakin cepat, dan terkadang aku melupakan orang-orang yang sudah aku ajak lama tetapi mereka berjalanpun tidak. aku sering ragu kepada diri sendiri bahwa apakah benar aku mempunyai hati untuk mereka? sebuah kerinduan hati untuk melihat mereka menang dari segala perkara dosa dan masalah.

hidup ini singkat, begitu aku mirisnya mengamati orang-orang yang beralasan untuk tidak taat dengan kehendak Tuhan lalu terhambat perkembangan psikologisnya. bahkan parahnya, saking aku tidak bisa berkata apa-apa lagi untuk diriku sendiri, aku tidak bisa berdoa. yang aku bisa lakukan hanyalah intropeksi dan intropeksi. begitu banyak hal yang telah terjadi, begitu banyak juga Tuhan sudah banyak mendidik aku begitu luar biasa.

Mungkin ini yah rasanya otoritasku ketika aku tidak taat terhadap mereka? pasti iya, sih. dan aku semakin harus belajar bagaimana untuk tetap sabar dan menerapkan kasih itu SESUAI dengan waktu dan caranya sendiri.