Friday, September 5, 2014

angin menyampaikan pesannya.

manusia begitu dinamis, begitupun aku dan kamu. Mungkin bulan-bulan ini bagimu sungguh membosankan dengan hari-harimu yang penat, sedangkan aku berada disini dengan suasana sepi karena terbiasa bersama-sama denganmu bahkan untuk hal-hal yang tidak penting. Mungkin bagimu sungguh panjang untuk bertanya mengenai hatimu yang kosong, sedangkan logikamu menuntut kamu harus berlari sejauh mungkin.
Kamu adalah orang yang meyakinkan aku untuk pulang, kamu yang membuatku tahu dimana rumahku sebenarnya. 
Banyak hal yang tidak bisa aku ceritakan tentang kamu terhadap semua orang. karena aku tahu saat itu kamu sudah menyimpan aku di dalam hatimu. pengertianmu yang dalam meluluhkan sukma. sedangkan banyak mata menepis tentang kehadiranmu dalam hidupku. masa-masa hanya ada aku dan kamu, ini hanya masalah kita. mataku terlalu enggan untuk melihat sekeliling, ternyata gunung tinggi menungguku untuk aku daki dan ombak pasir mengingatkan tentang haluan pemikiranku yang subjektif. 
merindukanmu adalah kebiasaan. mungkin sama kadarnya seperti aku mengingat Tuhan. kekuatan abstrak yang mempengaruhi perilakuku menjadi yang lebih baik. tetapi udara dingin menyampaikan pesannya. aku harus lebih mencintai Tuhan daripada kamu. 
Selama ini pohon yang membuatku teduh untuk bernaung, sudah seharusnya aku sadar bahwa tidak hanya aku yang kehujanan. Beberapa yang lainnya membutuhkan kamu untuk kamu naungi dan menjaganya secara terhormat. Aku terdiam sesaat ketika aku merasa tidak yakin kamu adalah pohon yang selama ini ada di dalam taman hatiku. 
Aku tidak bisa membencimu, aku tidak terbiasa untuk menjauh darimu. Apakah kita mendaki gunung yang sama selama ini? atau hanya berpapasan pada bukit kecil yang selama ini kita sudah anggap puncak dan dengan sombongnya sudah mampu melihat pemandangan indah lampu-lampu kota dengan syahdu? Apakah kita berada pada fondasi yang sama untuk melakukan ini-itu? 
Affirmasimu terlalu tepat masuk dalam alam bawah sadarku tanpa permisi. mencuat, seolah diri ini langsung meyakininya tanpa bertanya pada logika. 
Aku cuma ingin kamu sadar bahwa tidak selamanya persahabatan itu indah. Segala macam hubungan bisa ternoda. Perjanjian tinggal perjanjian dan terbawa oleh angin. Tetapi bagaimana dengan akhirnya? Itu akan terjawab ketika aku terkubur dan menghadap Tuhan. Satuan mutlak yang ada didunia ini : waktu. 
Tidak selamanya persahabatan akan kuat. Hidup seperti naik bus yang berhenti di setiap halte. setiap halte menentukan siapa yang pergi dari busmu dan siapa yang hadir kemudian. Tetapi kehidupan akan terus berlangsung, kamu mengemudikan itu dengan baik, sampai halte bus terakhir, kamu baru tahu siapa yang tetap bertahan dalam busmu, dan aku harap itu adalah orang yang terbaik bagimu.