Thursday, November 1, 2012

Is there no thorny roses?

         Kukagumi sang cinta dengan ambisi menggebu-gebu. Gelisah setiap malam, mencurahkan banyak tangisan tentang cinta yang tidak pernah berujung. Sang mawar sedang menikmati hidup dengan menghirup sebuah impian mengenai perjanjian setia yang dibawa hingga  mati. Cinta ini, mempunyai berjuta dilema yang kusut oleh karena air tenang yang pernah menenggelamkan banyak orang. 
         Satu peristiwa pada sebuah kupu-kupu jantan menghampiri sang mawar, tetapi hanya ingin menikmati sarinya. Sang mawar bahagia, tersenyum sepanjang hari, betapa dia menikmati kehadiran sang kupu-kupu itu. terbesit sedikit kekhawatiran mengenai ini semua, apakah sang kupu-kupu itu memang hanya ingin menikmati sarinya saja atau dia tetap optimis bahwa kupu-kupu itu akan menghiasi taman bunga ini selamanya dengan kebaikan yang dia punya? Mawar membutuhkan kupu-kupu untuk penyerbukan, begitu juga kupu-kupu butuh mawar untuk melanjutkan hidup. 
          Simbiosis mutualisme yang kelihatan, sebenarnya ini hanya sebuah hubungan tanpa didasari hati nurani. Sang kupu-kupu hanya memikirkan sebuah solusi untuk dirinya, bagaimana sari akan terhisap lalu meninggalkan mawar, dan berpindah kepada bunga kamboja. 
          Mawar sedih, begitu miris, bahkan dia ingin melayukan dirinya sehingga dia terjatuh dibawah tanah, lalu mengering, dan diambil tukang kebun, dipangkas, lalu dijadikan pupuk untuk mawar lainnya. Merasa tak berharga. Ditaman ini, tidak hanya ada satu mawar, masih ada mawar-mawar lainnya yang lebih indah daripada dia. Dan mawar menyadari bahwa kupu-kupu masih bisa menghisap sari tidak hanya daripada dia. 
           Bukan masalah penyerbukan, mawar hanya ingin ditemani oleh kupu-kupu siang dan malam, hingga berganti senja. Hanya itu. ketika kupu-kupu berkata, "mawar, kamu cantik. kamu indah. kamu manis. aku akan mengelilingi taman ini dan menghampiri kamu. akan aku selalu bawakan cerita-cerita indah ketika aku berada di taman lainnya." 
            kata-kata itu terngiang terus sehingga mawar meyakini bahwa kupu-kupu adalah bagian hidupnya yang terintegrasi. tidak bisa kehilangan, sama sekali. tidak akan pernah bisa. mencoba berkhayal tentang puisi jiwa yang berkobar walaupun denyut nadi ini bergetir karena logika tahu bahwa semuanya tidak mungkin. 
            terkadang, mawar tidak lebih bahagia daripada setangkai kamboja layu. Memang tidak masuk akal, tapi inilah yang terjadi. Mawar mencoba intropeksi diri, mungkinkah kupu-kupu meninggalkannya karena ada duri pada dirinya karena kamboja tidak mempunyai duri pada tangkainya? Disitulah dia sadar bahwa Mawar memang bunga paling indah, tetapi dia berduri. 

No comments:

Post a Comment