Thursday, July 23, 2015

Black Butterfly

ini masih mengenai kupu-kupu jantan itu. Iya, sudah 3 tahun lalu berlalu.
Apakah mungkin dia seperti kanker menjalar kepada setiap kehidupanku?
bahkan aku sendiri sudah tidak mengetahui kesehariannya. 
sungguh sudah tidak peduli, bahkan aku sendiri berbahagia selama 2 tahun terakhir tidak melihat sosoknya sekalipun. 
Iya betul, tapi dia masih ada di bayang-bayangku. 

Apa sih sebenarnya yang aku mau? bahkan aku tidak sudi melihatnya sedikitpun. 

aku masih ingat semuanya. Bagaimana kamboja menutupi ketakutannya dengan mengatakan ketidakjujuran pada seluruh taman. 
aku masih ingat semuanya. Bagaimana kupu-kupu jantan menatapku dalam dan jiwaku tersesat di dalamnya. 

Ini hanyalah masalah perasaan. Apa yang bisa menjelaskan kata "cinta" itu sendiri? 
sedangkan aku menerjemahkan bahwa dia masa depanku di kala itu. 
semua ada hikmahnya, akupun belajar untuk memakai logikaku untuk hal ini. 

logika berjalan duluan untuk setiap aku menemukan kupu-kupu yang lain. 
aku mencintai mereka dengan pikiranku.
jika tidak logis, aku tidak mau.
bukankah aku terluka karena sesuatu yang tidak beralasan jelas? 

pohon menantiku selama hujan, panas, semua musim. bahkan aku tidak sadar bahwa selama ini secara spontan aku meminta perlindungan darinya. teduh, menghanyutkan, namun dia terlalu lebar kapasitasnya. 
Mawar memang indah, tapi apa gunanya untuk pohon selain suatu saat aku dipetik atau mati karena layu? Taman ini indah tidak hanya karena ada aku. 

kupu-kupu hitam menghantuiku karena kesempurnaannya. benarkah selama ini berada di taman apakah hanya bayang-bayang? 
bukankah kupu-kupu tidak punya tempat tinggal tetap? 
suatu hari aku yakin juga kamu akan pergi seperti dia, kupu-kupu jantan itu. 

mencoba mendalami apa yang ada dalam pikiran tidak sadarku.
merenung sepanjang hari dan aku hampir tidak menemukannya.

apa sebenarnya kata "pengampunan" itu sendiri?
sedangkan aku perlu menjaga hatiku untuk tidak mengulanginya.

terlalu sakit untuk menghakimi diri sendiri bahwa aku tidak cantik.
terlalu rapuh menyadari bahwa selama ini aku sudah ketergantungan.
sudah tidak mau berlari, melangkah, pada akhirnya jalan di tempat. 
namun waktu akan tetap berjalan. 

sekejam itukah kupu-kupu jantan?
aku hanya bisa mengatakan bahwa kupu-kupu hitam dan pohon jauh lebih baik darinya,
tetapi aku tidak sanggup mencintai mereka seperti aku mencintai dia.

gairah, dorongan, pikiran, semuanya. berbeda. 





No comments:

Post a Comment